Keberhasilan ASI Eksklusif oleh Ibu Bekerja
Bismillahirrohmannirrohim
Apa kabar sahabat ruang tumbuh? Semoga kalian semua dalam keadaan sehat ya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman seputar persiapan mengasihi. Hari ini kebetulan saya mengikuti webinar yang diadakan oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bogor. Narasumber yang mengisi acara pagi ini adalah Ibu Efi Afiyani Safitri (Bidan, Konselor Menyusui, Praktisi Relaktasi, dan Trained Postpartum Doula Ina) dan Ibu Diana Ramadhani (Ibu Pekerja yang sukses melakukan Asi Ekslusif LDN). Materi yang disampaikan sesuai sekali dengan saya yang saat ini sedang mempersiapkan untuk mengasihi anak kedua. Mungkin teman-teman ada juga yang saat ini sedang dalam masa mengasihi buah hati atau mempersiapkan kelahiran sang buah hati juga. Yuk kita diskusi bersama.
Flashback Pengalaman Mengasihi Anak Pertama
Kehamilan anak pertama semuanya masih serba
baru bagi saya. Mulai dari trimester pertama sampai trimester ketiga tentu
banyak terjadi perubahan dalam diri seorang ibu yang sedang hamil, begitu pula
saya ketika itu. Apalagi ketika itu saya jauh dari orang tua jadi semuanya
serba mencari sendiri informasi tentang kehamilan dan persiapan melahirkan. Ketika
itu saya masih bekerja di ranah publik jadi jujur kurang mempersiapkan benar
urusan mengasihi. Saya hanya berpikir semua akan baik-baik saja. Ketika saya
selesai melahirkan nanti pasti asi akan otomatis keluar dan saya bisa mengasihi
tanpa adanya masalah. Tapi ternyata sangat berbeda, saya mengalami drama yang
cukup serius pasca melahirkan anak pertama.
Kebetulan saat itu saya melahirkan secara
secar. Setelah saya siuman pasca operasi dilakukan proses IMD oleh perawat
rumah sakit. Pasca operasi waktu itu kebetulan malam hari jadi anak saya dibawa
ke ruang bayi dan keesokan harinya baru di bawa ke kamar saya. Pagi itulah saya
pertama menyusui. Apa yang terjadi? Voilaaa ASI saya tidak keluar sama sekali. Anak
saya menangis sejadi-jadinya. Tidak masalah kata suster, beliau pun mencoba
mengajari saya cara menyusui yang benar dan keluarlah meski hanya beberapa
tetes. Pihak rumah sakit pun akhirnya memberikan susu formula beberapa ml untuk
mencegah bayi saya terkena penyakit kuning. Inilah yang saya kecewakan ketika
itu karena tidak ada konfirmasi kepada kami sebagai orang tua. Namun karena
tidak tega melihat anak saya yang terus menangis saya pun akhirnya hanya pasrah
mengiyakan apa kata pihak rumah sakit.
Ketika ASI semakin seret
Tiga hari pasca melahirkan saya pun dibawa
pulang ke rumah. Beberapa kali mencoba pumping dari kedua PD hanya mendapatkan
30 ml. Saya pun kembali menangis karena merasa gagal menjadi seorang ibu karena
menyebabkan anak saya terus menangis kelaparan. Akhirnya lagi-lagi susu formula
diberikan ketika selesai mengasihi dan anak saya masih terus menangis. Berbagai
vitamin, teh, cookies, dan obat saya minum untuk memperlancar ASI, namun
kenyataannya ASI saya masih sangat sedikit waktu itu. Akhirnya antara ASI dan
sufor terus berselang-seling hingga anak saya berusia dua bulan.
Setelah tiga bulan saya kembali bekerja. Semua
peralatan pumping sudah saya siapkan. Namun karena sibuknya pekerjaan di bagian
pelayanan membuat saya tidak bisa sering pumping. Saya hanya melakukan dua kali
pumping yakni waktu istirahat makan siang dan sore hari sebelum jam pulang
kantor. Sedih tetap saya rasakan karena ketika pumping hanya 80 ml atau bahkan
kurang dari itu yang saya dapatkan. Namun niat mengasihi tetap ada jadi
berapapun hasilnya itulah yang saya bawa pulang untuk si kecil di rumah. Ketika
sampai rumah saya langsung menyusui si kecil, sedangkan saat saya bekerja si
kecil minum ASI dan tetapi dicampur juga dengan susu formula. Rasa kecewa tetap
ada karena tidak bisa memberikan seutuhnya ASI kepada si kecil, namun saya
sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik.
Hal yang wajib kalian ketahui dalam persiapan mengasihi
Belajar dari pengalaman anak pertama, ternyata
banyak hal yang saya lewatkan. Menjadi calon ibu ternyata banyak hal yang harus
saya persiapkan, termasuk mengikuti webinar kali ini. Dalam webinar hari ini banyak
diberikan tips diantaranya
1. Persiapkan diri ketika sedang hamil. Sadar diri
bahwasanya setelah ini akan menjadi ibu menyusui dengan cara mengikuti senam
hamil, kelas laktasi, dan mencari ilmu dari ahlinya seperti konsultan laktasi. Kenali
juga perubahan diri pasca melahirkan yang terdiri dari 3 tahapan yakni:
Taking in: periode ketergantungan, dimana
perhatian ibu hanya akan tertuju pada bayinya sendiri. Tahapan ini berlangsung
selama 2-3 hari.
Taking hold: tahap ini berlangsung 3-10 hari
pasca melahirkan. Kebutuhan akan perawatan dan rasa ingin diterima dari orang
lain akan muncul secara bergantian serta keinginan untuk melakukan semuanya
secara mandiri.
Leting go: tahapan dimana ibu dan keluarga bergerak
maju sebagai sistem dengan para anggota untuk saling berinteraksi
2. Membangun support system yang baik
mulai sejak hamil, diantaranya dengan suami dan keluarga terdekat. Persamakan persepsi
bahwasanya ASI adalah yang terbaik yang bisa diupayakan bersama karena support
system inilah yang terbaik. Apalagi pasca melahirkan beberapa ibu ada yang
mengalami baby blues.
3. Sebagai ibu pekerja di ranah publik harus
mempersiapkan strategi dalam mempersiapkan cara dan waktu dalam memerah ASI. Berbicara
dengan atasan di tempat kerja juga sangat penting.
4. Hindari stres karena apabila semakin kita banyak beban pikiran maka akan mempengaruhi produksi ASI kita. Apalagi pasca melahirkan, biasanya sebagai seorang ibu kita ingin memberikan ASI yang terbaik untuk buah hati tapi nyatanya ASI belum keluar secara maksimal. Jangan panik ya, karena berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh pemateri bahwasannya ukuran lambung bayi pada hari 1 sebesar kelereng (butuh 5-7 ml), hari ke 3 sebesar bola pingpong (butuh 22-27 ml), hari ke 10 sebesar telur ayam (butuh 60-70 ml), hari ke 30 sebesar telur bebek (butuh 80-150 ml).
Demikian ulasan tentang persiapan mengasihi
bagi calon ibu. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang sedang mempersiapkan
masa menyusui. Terima kasih saya ucapkan kepada penyelenggara acara, pemateri,
dan sponsor yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Ilmu yang
diberikan sangat bermanfaat bagi kami calon ibu. Semoga mengasihi anak kedua bisa lebih bahagia lagi. Aamiin.
Sumber:
Webinar Keberhasilan ASI Eksklusif Oleh Ibu
Bekerja, 18 Juni 2022.
@aimibogor
@aimijabar
@hagmiofficial
@gynta.shop
@adhawinda_setiawati
@setyadewy
@leutik.oil
@gayyakids
Post a Comment for "Keberhasilan ASI Eksklusif oleh Ibu Bekerja"